Betapa sedikit kebohongan putih pada orang tuanya berakhir di malam horor yang hampir menghancurkan kehidupan seorang anak berusia 12 tahun

Betapa sedikit kebohongan putih pada orang tuanya berakhir di malam horor yang hampir menghancurkan kehidupan seorang anak berusia 12 tahun

Baru-baru ini, ketika sedang membersihkan rumah, saya menemukan foto sekolah lama saya berusia 14 tahun. Mereka mengatakan sebuah gambar bernilai seribu kata, dan ketika saya melihat gadis remaja itu, dalam seragam abu-abu dan rambutnya, saya menyadari betapa benarnya itu.

Ya, saya tersenyum, tetapi saya bisa melihat senyumnya hampa. Rambutku sedikit, kulitku pucat dan mataku tanpa kilau. Saya tahu ketika foto itu diambil sehingga saya sendiri tidak terlalu suka. Saya tidak dapat melihat mengapa orang lain juga harus menyukai saya.

Jadi apa cerita di balik gambar itu? Gadis 14 tahun itu, hanya beberapa hari sebelumnya, berada di jalur penghancuran diri total. Saya telah menghabiskan bagian terbaik dari dua tahun minum, mengonsumsi narkoba, mengutil, dan tidur di sekitar. Saya bisa dengan mudah mati - banyak orang yang saya gantung dengan waktu itu sudah mati - tetapi entah bagaimana, saya berhasil mengubah hidup saya. bandar ceme online

Melihat foto itu 20 tahun kemudian - dan sekarang menjadi ibu bagi seorang gadis kecil - saya masih ingat persimpangan itu, dan bergidik ketika saya ingat betapa mudahnya saya mendapati diri saya berdiri di sana.

Untuk sementara Anda mungkin menganggap penurunan tajam saya, yang dimulai ketika saya baru berusia 12 tahun, dipicu oleh masa kanak-kanak yang tercerabut di pinggiran masyarakat, tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran.

Masa kecil saya sangat indah. Putri seorang kepala sekolah, rumah saya di Wigan, Lancashire, adalah salah satu pembelajaran dan aspirasi.

Saya dicintai, dipelihara dan didorong dengan lembut. Saya mengambil kursus balet dan piano, dan menghabiskan berjam-jam mendengarkan musik klasik dengan ayah saya David, seorang pianis ulung. Ibu saya, Susan, mengajari saya membaca ketika saya masih balita.

Atas kelas di sekolah dasar, saya menjadi panutan bagi dua adik saya yang lebih muda dan tampaknya tumbuh menjadi seorang wanita muda yang puas.

Namun kemudian muncullah nasib yang mengerikan yang membawa kita pada sebuah dunia yang nyaris tak terbayangkan dalam dunia narkoba, seks bebas dan kejahatan, yang hampir menghancurkanku sepenuhnya.

Saya mengatakan 'hampir' tak terbayangkan karena itu memang terjadi. Dan jika itu bisa terjadi pada saya, itu bisa terjadi pada siapa saja, itulah mengapa saya melepaskan hak saya untuk tidak mau disebutkan namanya untuk menceritakan kisah saya. Pesan saya kepada Anda, oleh karena itu, ada di sini tetapi untuk anugerah Allah, pergilah putri atau cucu Anda.